Thursday, June 2, 2011

Renang Muslimah?

Berenang pasti jadi momen yang menyenangkan buat keluarga. Tapi setiap menemani anak-anak berenang di kolam renang umum (benar-benar cuma menemani di tepi kolam), setiap kali itu pula hati diliputi keprihatinan.

"Bunda, muslimah itu kelihatan auratnya" celetuk sang anak.

"Ayah suka risih kalau harus nemeni renang, habisnya aurat terpampang dimana-mana.."

"Iya sih yah, tapi di dekat rumah kita yang ada hanya kolam renang umum"

Bunda pun hanya bisa menghela nafas panjang.

Sepertinya kalau diatasnamakan berenang, orang sering lupa kalau itu adalah tempat umum. Pakai bikini, celana pendek doang, atau baju renang yang terbuka di sana-sini jadi sah-sah saja. Bukannya kolam renang adalah tempat umum juga sama seperti pasar, mall, jalan, dan lain-lain?

Coba deh pakai baju renang ke pasar, pasti malu kan? Tapi kenapa ketika di kolam renang tidak ada malu lagi? Padahal di sana ada lelaki perempuan, besar kecil, pramusaji cafetaria, cleaning service, dan lain-lain yang bebas memandang.

Yang tidak ada mungkin tukang becak, karena para wanita pastilah jatuh harga dirinya kalau auratnya hanya dinikmati kelas tukang becak.... he.. he.. he...

Ironisnya muslimah lagi-lagi jadi target empuk. Sederet alasan modis, trendy, syar'ie, baju renang pun mengikuti jejak simbol-simbol sebelumnya. Jilbab modis, kerudung cantik, kaos muslimah trendy, kosmetik syar'ie, dan tentu saja Baju Renang Muslimah yang disematkan identitas seorang muslimah.

Coba bunda muslimah cermati, baju-baju renang itukah yang mewakili identitas bunda muslimah? Bukankah menutup aurat tidak hanya sekedar menutupi kulit dengan sehelai kain? Asalkan sudah tidak tampak kulit berarti aman? Asalkan sudah tak tampak rambut berarti dibolehkan?

Coba bunda muslimah perhatikan, kainnya melekat erat di kulit. Dalam kondisi basah di air, kain itu akan semakin lengket bagai magnet. Lekuk dan tonjolan sangat mudah terlihat. Kerudungnya hanya sekedar menjaga rambut tak terurai saja. Itulah baju renang yang diberi identitas MUSLIMAH. Dan bunda muslimah pun berduyun-duyun memakainya dengan senang hati. Bahkan berfoto-foto dengan riangnya.

Apakah itu berarti bunda muslimah tidak boleh berenang memakai baju renang? Oh, tentu saja boleh. Bukankah renang adalah salah satu ketrampilan yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW agar dikuasai kaum muslim.

Namun alangkah indahnya bila bunda muslimah memakai baju renang muslimah dan hanya berenang di kolam renang khusus wanita. Dijamin aman, menyenangkan, dan membuat hati tenteram. Bias gender? Ah, anggap saja seperti toilet. Di belahan dunia yang menjunjung tinggi feminisme dan kesetaraan gender, urusan toilet tetap terpisah kan?

Sayangnya tempat seperti itu sangat jarang adanya. Sementara anak-anak perlu pula media belajar. Jadilah keluarga muslim banyak yang terpaksa datang ke kolam renang umum. Meskipun akhirnya harus mengalah dengan duduk-duduk di tepi kolam seperti saya ...

Bunda muslimah, boleh kan kalau kita memandang soal kolam renang itu sebagai sebuah peluang? Peluang dakwah sekaligus peluang bisnis. Hayo.. siapa mulai?

1 comment:

  1. Toilet yang tidak membedakan laki-laki / perempuan juga sudah banyak kok, misal di sini: http://en.wikipedia.org/wiki/Unisex_public_toilet

    ReplyDelete

LOGO IDI

LOGO IDI

LOGO PEMDA GRESIK

LOGO PEMDA GRESIK