Tuesday, October 12, 2010

KETAPEL FOREVER



Sejak SD saya sangat tertarik dengan pelajaran IPA alias Sains. Sayangnya jurus merapal pun masih digunakan dalam pelajaran ini.

Contoh soalnya seperti ini :

Sebutkan contoh energi potensial gravitasi! Apel yang dijatuhkan dari atas menara pisa dan air terjun. (padahal saya tidak tahu menara pisa dan belum pernah melihat air terjun)

Sebutkan contoh energi potensial pegas! Ketapel dan karet gelang. (nah yang ini sehari-hari pasti saya lihat).

Berpuluh-puluh tahun kemudian saya menemukan soal yang sama pada lembar tugas anak saya yang bersekolah di SD favorit yang mengintegrasikan ilmu umum dan ilmu agama secara terpadu.

Sebutkan contoh energi potensial pegas! Dan jawaban anak saya seratus persen benar, persis jawaban saya 20 tahun yang lalu. KETAPEL dan KARET GELANG!
Saya tanya pada anak saya "Kok contohnya ketapel sih?"
"Iya, kata ustadzah begitu. Di buku juga ada, bu"
Saya cari-cari di bukunya memang ada gambar ketapel lengkap dengan batu kecil yang siap ditembakkan.
"Kamu pernah lihat ketapel? Ustadzah pernah bawakan ke sekolah?" tanya saya lagi.
"Eng.. nggak. Emangnya ketapel itu kayak gimana sih. Dipake buat apa?" ganti anak saya yang bertanya.
Mungkin memang dia sudah memendam pertanyaan itu dan hanya berputar-putar di otaknya persis seperti saya. Mungkin juga ustadzahnya sudah menjelaskan dengan gambar dan dengan kata-kata (sekali lagi 'dengan kata-kata') seperti ketapel adalah sebuah cerita semenarik Ali Baba.

Saya bawa anak saya berkeliling rumah. Saya pegang handle pintu.
"Ini contoh pegas, di dalamnya ada per supaya kamu bisa memutarnya seperti ini."
Anak saya pun mencoba-coba dan memahami sesuatu yang mungkin tidak pernah dipikirkannya. Saya bawakan ballpoint, bongkar, dan menemukan sebuah per alias pegas di sana. Saya bawakan staples, saya biarkan ia mencoba menyatukan kertas dan mengisi kembali isinya yang sudah kosong. Tentu saja dengan mudah ia bisa melihat pegas di sana. Inilah komentar anak saya, "Wah, ternyata contoh pegas banyak sekali ya di rumah kita"

Dan ketapelnya? Tentu saja saya tidak punya. Dan saya tidak perlu berusaha keras mencarinya. Anak saya sudah cukup puas. Dan antara lain supaya mindset ketapel turun temurun itu terputus sampai di sini saja. Bayangkan kalau anak saya nanti jadi guru kemudian menulis buku pelajaran dan sampai pada contoh energi pegas, dia akan spontan menurunkan lagi ilmunya, ketapel. Trus salah satu muridnya juga jadi guru dan mengajarkan ketapel. Jadilah mata pelajaran Sains SD, ketapel forever!

Tulisan Terkait
Sekolah 'Merapal'

2 comments:

  1. bagus banget aku suka tapi tahun berapa ibu berhenti memikirkannya sudahya.... salam buat bapak ibu

    ReplyDelete
  2. hehe... anak sholeh, sampai sekarang ibu nggak berhenti memikirkannya, samapai tahunnya habis ... salam kembali

    ReplyDelete

LOGO IDI

LOGO IDI

LOGO PEMDA GRESIK

LOGO PEMDA GRESIK