Wednesday, October 27, 2010

Catatan Haji: Manasik Haji Bukan Praktek Haji

Sebelum berangkat haji, apa yang harus disiapkan? Manasik Haji? Iyalah, bekal ilmu yang utama. Mau ikut KBIH atau tidak nggak masalah. Tapi apa sih sebenarnya manasik haji itu? Apa sejenis praktek haji?

Mulanya saya ikut KBIH Jama'ah Maskumambang ini atas rekomendasi teman. Katanya kewajiban haji yang cuma sekali seumur hidup ini mesti dilakukan dengan cara yang benar. Tentu saja dengan ilmu yang benar, dan dari sumber yang terpercaya.

Manasik Haji di JM (Jama'ah Maskumambang, diambil dari nama Ponpes Maskumambang Gresik) dimulai sejak setahun sebelum keberangkatan. Frekuensi pertemuannya sekali sebulan. Jadi total pertemuan kira-kira sebelas kali.

Model pertemuannya klasikal, khas metode pengajaran ala pesantren. Bedanya, santri pesantren biasanya muda-muda dan rajin mencatat. Sedang yang ini santrinya beragam, mulai tua, sangat tua, dan tentu saja muda seperti saya (yang baru peralihan era 20-an ke 30-an). Santrinya sama sekali tidak ada yang mencatat. Cukup mendengar dan segera meresapkannya dalam hati. Karena itu bahasa yang dipakai pun campuran. Bahasa Indonesia, Jawa, kadang Jawa halus yang bahkan orang Jawa 'tulen' seperti saya pun sulit mengerti.

Materi yang dibahas tidak yang rumit-rumit. Pelajaran pertama nih himbauan menata hati soal niat berhaji, mengingatkan soal kewajiban ibadah haji, dan panduan do'a agar senantiasa diberi kemudahan oleh Allah dalam berhaji ini. Mulanya saya nggak ngerti kenapa harus ada do'a khusus buat minta kemudahan. Kelak ketika sudah pulang dan bertukar cerita dengan teman-teman lain, barulah saya syukuri segala kemudahan dan kelancaran yang saya alami. 

Himbauan berikutnya : Perbaiki ibadah sholat, zakat, dan puasa. Ya jelas dong. Haji kan rukun Islam nomor lima alias yang paling bontot. Jadi mestinya yang nomor satu sampai empat sudah bagus dulu. Bacaan-bacaan sholat dipahami artinya dengan baik sehingga menambah kekhusyukan. Sholat Jenazah dipelajari lagi. Soalnya nih kalo di rumah kita kan jarang-jarang ikut sholat Jenazah, padahal nanti kalau berhaji, hampir setiap sholat lima waktu di Masjidil Haram kita akan melakukannya. Bacaan AlQur'an diperbaiki karena termasuk pula dalam bacaan sholat, dan saat berhaji waktu luang kita akan cukup banyak terpakai untuk Murottal AlQur'an.

Manasik Haji biasanya identik dengan praktek haji. Ada miniatur Ka'bah, Maqam Ibrahin, Jamarat, Arafah dan Masa'i. Terus pada hari tertentu para jama'ah berpakaian ihram dan berbuat seperti berhaji betulan. Mulanya saya menunggu momen itu, tapi di KBIH JM yang saya ikuti ternyata tidak pernah membuat miniatur apapun. Jadi seluruh tahapan-tahapan ibadah dijelasakan dalam bentuk cerita yang runtut, apa saja urutan pelaksanaan dan sekaligus bacaan do'anya. Termasuk hambatan-hambatan apa yang biasanya dihadapi dan kesalahan yang banyak dilakukan jama'ah.
"Kenapa tidak pakai praktek, ustadz?" suatu kali kami tentu bertanya juga.
"Pernah dulu kami melakukan, tapi ternyata sama sekali tidak memberikan gambaran nyata keadaan di sana. Banyak jama'ah yang akhirnya bingung terutama yang berusia tua. Ketika praktek dikiranya semudah itu. Akhirnya sedikit meremehkan. Padahal disana suasana dan bentuk bangunannya sama sekali jauh berbeda. Tentu saja kita tidak mungkin membuat yang persis sama. Ka'bah saja ukurannya 12 meter, belum lagi Jamarat yang dindingnya pun sudah mengalami pelebaran. Menurut kami praktek hanya akan menambah kebingungan jama'ah. Saat di asrama haji nanti kami akan memperkenalkan miniatur tempatnya, dan saat tiba di Mekkah sebelum prosesi haji, kami akan lebih detail memperkenalkan dan menjelaskan."

Jadilah satu-satunya praktek yang kami lakukan adalah cara memakai pakaian ihram (tentu saja untuk kaum bapak). Tips membalutkan kain ihram yang nyaman, leluasa untuk berjalan, dan aman dari gangguan tersingkap dan melorot ... he .. he ....

No comments:

Post a Comment

LOGO IDI

LOGO IDI

LOGO PEMDA GRESIK

LOGO PEMDA GRESIK