Friday, October 8, 2010

Hajjatur Rasul: Mengerjakan Haji Tamattu' Untuk CJH Kloter Gelombang Kedua




Calon Jama'ah Haji Indonesia yang masuk dalam kloter gelombang kedua adalah yang langsung menuju Mekkah untuk menunaikan ibadah umrah kemudian haji. Sesudah selesai prosesi ibadah haji nantinya baru ziarah ke kota Madinah.

Indonesia terletak di arah tenggara dari kota Mekkah. Rombongan CJH yang terbang dari Indonesia tidak langsung mendarat di kota Mekkah, akan tetapi harus menuju kota Jeddah dan mendarat di Bandara Udara King Abdul Azis di kota tersebut.

Kota Jeddah sendiri terletak di sebelah barat kota Mekkah, itu artinya rombongan CJH dari Indonesia harus melewati kota Mekkah dahulu sebelum sampai ke Jeddah, dan berarti pula telah melewati miqat (batasan tempat untuk memulai niat dan amalan umrah dan haji) yang ditentukan bagi orang Indonesia yaitu Qarnul Manazil atau yang sejajar dengannya.

Berikut urutan cara mengerjakan Haji Tamattu' bagi CJH Indonesia yang berangkat pada kloter gelombang kedua sesuai dengan Hajjatur Rasul dan perbedaannya dengan Jama'ah Indonesia pada umumnya :
  • Di Asrama Haji Embarkasi sudah melakukan persiapan untuk penerbangan dan persiapan untuk ihram yaitu mandi dan memakai wangi-wangian (bagi kaum lelaki). Pakaian ihram dikenakan sejak dari asrama haji agar tidak menyulitkan ketika harus berganti pakaian di atas pesawat.
(Jama'ah Indonesia pada umumnya akan mandi dan memulai ihram setelah mendarat di Jeddah)
  • Di dalam pesawat, kira-kira satu jam sebelum pendaratan di Bandara King Abdul Azis, bersiap-siap memulai ihram. (Biasanya pilot pesawat melalui monitor akan mengumumkan bila pesawat telah berada di atas miqat, atau ketua rombongan dapat mengajukan permintaan pada pilot untuk memberitahukan hal tersebut)
  • Ketika hampir tiba di Miqat, yaitu Qarnul Manazil atau yang sejajar dengannya), memulai ihram dengan berniat dalam hati untuk berihram untuk umrah dengan mengucapkan : Labbaika 'Umratan, kemudian diteruskan dengan talbiyah secara berulang-ulang dengan suara yang sedang agar tidak mengganggu Jama'ah lain. Kalimat Talbiyah tidak perlu diucapkan berkelompok, akan tetapi masing-masing mengucapkan sendiri dan tidak harus dalam irama yang sama.
(Jama'ah Indonesia pada umumnya belum memulai ihram dan kalimat Talbiyah pada umumnya diucapkan berkelompok dengan dipimpin oleh satu orang kemudian ditirukan yang lain)
  • Di bandara King Abdul Azis Jeddah, tertib dan tenang menunggu saat pemberangkatan menuju kota Mekkah menggunakan jalur darat sejauh kira-kira 110 km dengan tetap selalu mengumandangkan talbiyah
(Jama'ah Indonesia pada umumnya di bandara Jeddah ini sibuk mandi dan berpakaian ihram untuk kemudian berniat umrah. Catatan : Dalam buku-buku dan VCD petunjuk ibadah haji yang dibagikan oleh Pemerintah Arab Saudi tidak menganjurkan memulai ihram di bandara Jeddah ini, bahkan ada satu contoh dalam VCD orang berihram dan berniat umrah di atas pesawat ketika telah sampai pada miqat)
  • Tiba di kota Mekkah, beristirahat secukupnya kemudian menentukan waktu memulai ibadah umrah, berangkat dari pondokan. Baju ihram terus dikenakan sampai prosesi umrah selesai, boleh mandi dan boleh menukar dg baju umrah lain bila kotor atau terkena najis.
  • Umrah haji hanya perlu dilakukan satu kali saja yaitu saat tiba di Mekkah sebelum waktu prosesi haji dimulai (Haji Tamattu').
(Beberapa Jama'ah Indonesia melakukan umrah berkali-kali, lazim disebut Umrah Makiyah, sambil menunggu waktu prosesi haji)

MENGERJAKAN UMRAH HAJI
  • Berangkat dari pondokan dengan tertib menuju Masjidil Haram sambil terus mengulang-ulang kalimat Talbiyah
  • Beridlthiba' (meletakkan bagian tengah kain di bawah ketiak kanan dan menaruh ujung-ujungnya di pundak kiri sehingga pundak kanan terbuka dan pundak kiri tertutup, khusus untuk laki-laki) kemudian masuk masjid melalui pintu Babussalam dan membaca do'a masuk masjid dan do'a ketika melihat Ka'bah
  • Menuju garis coklat (tanda lampu hijau) di sudut Hajar Aswad untuk memulai Thawaf. Thawaf ini disebut Thawaf Qudum atau permulaan. Idlthiba' hanya dilakukan pada saat thawaf Qudum saja, selanjutnya kain ihram diselimutkan biasa termasuk ketika beribadah haji. Pada hari-hari selanjutnya boleh melakukan Thawaf berkali-kali sebanyak yang kita mampu.
(Beberapa Jama'ah Haji terus saja beridlthiba' ketika memakai pakaian ihram termasuk saat prosesi haji)
  • Selesai Thawaf, menuju belakang Maqam Ibrahim untuk menunaikan sholat 2 rokaat kemudian meminum air zam zam sambil membaca do'a
  • Menuju tempat Sa'i dimulai dari bukit Shafa dan melakukan Sa'i antara bukit Shafa dan Marwah sebanyak 7 kali berakhir di bukit Marwah.
  • Tahallul dengan cara memotong sebagian rambut kepala. Dengan demikian telah kembali dalam keadaan halal seperti sebelum ihram. Semua larangan ihram sudah tidak berlaku lagi.
  • Dilanjutkan dengan beribadah dan beraktivitas biasa menunggu saat prosesi Haji dimulai.
MENGERJAKAN HAJI



  • Prosesi Haji dimulai pada hari Tarwiyah yaitu tanggal 8 Dzulhijjah. Mempersiapkan diri mandi, memakai wangi-wangian (khusus lelaki), dan memakai baju ihram. Miqat haji dilakukan di Mekkah atau di pondokan. Saat telah berada di atas kendaraan berniat ihram haji dengan mengucapkan LABBAIKA HAJJAN dilanjutkan dengan mengulang-ulang kalimat Talbiyah
  • Menuju Mina dan melakukan mabit disana pada malam hari Arafah tersebut.
(Pada umumnya Jama'ah Haji Indonesia tidak melakukan mabit di Mina ini, akan tetapi langsung menuju Arafah / tempat wukuf dan bermalam di sana)
  • Setelah sholat shubuh tanggal 9 Dzulhijjah keesokan harinya, bersiap menuju Arafah
  • Sampai di Arofah tidak langsung masuk tempat wukuf akan tetapi berada di Masjid Namiroh atau Wadi 'Uronah yang berada di luar batas Arofah.
(Catatan: saat ini hal tersebut sulit dilakukan yaitu berada di masjid Namiroh atau Wadi 'Uronah karena rute bis Jama'ah Indonesia langsung menuju tempat wukuf dan tidak melewati masjid tsb)
  • Saat masuk waktu Dhuhur mendengarkan khutbah kemudian sholat berjama'ah Dhuhur dan Ashar berjama'ah yang dijama' qashar (digabung dan diringkas). Setelah sholat baru memasuki tempat wukuf yang telah disediakan.
  • Di tempat wukuf berdiam diri di dalam tenda dan memperbanyak do'a dan membaca alqur'an
(Beberapa Jama'ah Haji kadang berjalan-jalan selama waktu wukuf tanpa keperluan, termasuk berfoto-foto)
  • Meninggalkan Arofah setelah matahari terbenam untuk menuju Muzdalifah. Sholat maghrib dan Isya' dilakukan di Muzdalifah
  • Sampai di Muzdalifah sholat Maghrib dan Isya' Jamak qashar secara berjama'ah. Selesai sholat istirahat dengan tenang dan tidur. Untuk orang-orang yang lemah fisik dapat meninggalkan Muzdalifah setelah bulan tenggelam. Sedangkan Jama'ah lain tetap berada di Muzdalifah sampai waktu shubuh tiba.
(Pada umumnya Jama'ah Haji Indonesia sudah meninggalkan Muzdalifah setelah lewat tengah malam meskipun bukan termasuk golongan yang lemah secara fisik)
  • Setelah sholat shubuh berdiam diri dan berdo'a sampai matahari terbit kemudian berangkat menuju Mina. Kerikil untuk melempar Jumrah diambil di Muzdalifah atau dimana saja di Mina.
  • Sampai di Mina (hari Nahar) menuju Jumrah Aqabah dan melontarnya sebanyak 7 kali sambil bertakbir kemudian mengucapkan do'a. Waktu untuk melempar Jumrah Aqabah adalah setelah matahari terbit pada hari Nahar sampai sebelum tengah malam.
(Ada beberapa Jama'ah Indonesia yang melempar Jumrah setelah kembali dari Muzdalifah malam hari sebelum matahari terbit dengan alasan mencari waktu yang longgar dan sepi)
  • Setelah melempar Jumrah, Tahallul Awwal dengan cara mencukur habis (pada laki-laki) atau memotong sebagian rambut kepala. Tahallul Awwal berarti sudah boleh melepas baju ihram dan terbebas dari larangan-larangan selama ihram kecuali menggauli istri.
  • Penyembelihan Hadyu (binatang sembelihan untuk dam) biasanya telah diatur oleh rombongan untuk waktu penyembelihannya.
  • Menuju Makkah untuk melakukan Thawaf Ifadhah dilanjutkan sa'i haji. Setelah selesai Thawaf Ifadhah berarti sudah bisa disebut Tahallul Tsani, artinya segala larangan ihram sudah tidak berlaku lagi dan sudah boleh menggauli istri. Usai Thawaf kemudian kembali ke Mina sebelum tenggelam matahari.
(Catatan: Bila tidak memungkinkan misalnya kepadatan Mekkah saat Thawaf Ifadhah bisa membahayakan jama'ah atau takut tidak dapat kembali ke Mina tepat pada waktunya, Thawaf Ifadhah boleh dikerjakan tidak sesuai urutan. Yaitu setelah meninggalkan Mina menuju Mekkah pada hari Tasyrik)
  • Melempar 3 Jumrah (Ula, Wustha, dan Aqabah) di Mina pada hari-hari Tasyrik (11,12, dan 13 Dzulhijjah. Waktu untuk melempar Jumrah adalah Ba'da Dhuhur (setelah dhuhur) sampai sebelum tengah malam.
(Pemerintah Indonesia memberi Jadwal melempar Jumrah dengan alasan untuk mengurangi kepadatan. Jadwal melempar kadang bisa dini hari atau pagi hari. Kebanyakan Jama'ah mengikuti jadwal ini meskipun seharusnya belum masuk waktunya)
  • Bila menghendaki dapat meninggalkan Mina pada tanggal 12 Dzulhijjah setelah melempar jumrah. Hal ini disebut Nafar awwal. Akan tetapi Rasulullah saw meninggalkan Mina setelah melempar jumrah pada tanggal 13 Dzulhijjah.
(Kebanyakan Jama'ah Indonesia memilih Nafar Awwal)
  • Jama'ah tetap tinggal di Mekah sampai saat menjelang meninggalkan Mekkah menuju Madinah. Sebelum meninggalkan Mekkah melakukan Thawaf Wada' (Thawaf Perpisahan)

(Disarikan dari KITAB HAJI tulisan KH. Nadjih Ahjad, pimpinan Ponpes Maskumambang Gresik)

Tulisan Terkait:
Hajjatur Rasul, Ibadah Haji Cara Rasulullah SAW

No comments:

Post a Comment

LOGO IDI

LOGO IDI

LOGO PEMDA GRESIK

LOGO PEMDA GRESIK