Thursday, April 1, 2010

Ibu Kelinci, I'm Late







Ingat White Rabbit dalam film Alice In Wonderland? Kelinci putih dengan rompi merah dan jam saku yang sangat besar? Mr. Rabbit selalu berlari terburu-buru merasa akan terlambat untuk segala urusannya. "I' m late... I'm late.... I've got an important meeting, I'm late.... I'm late...." dan Alice akan mengejar di belakangnya "Oh, Mr. Rabbit .. I want to ask you something.." tapi Mr. Rabbit akan segera masuk ke lubangnya dengan terus melihat jam sakunya.
Dan seperti itulah, setiap pagi saya akan menjadi Mrs. Rabbit alias Ibu Kelinci. Segala pekerjaan rumah, bersih-bersih, belanja, menyiapkan sarapan dan bekal, membangunkan anak-anak, mengingatkan soal sholat shubuh, sampai urusan menyisihkan sisa lauk buat kucing di depan rumah yang tiap pagi pasti menunggu dekat bak sampah.

Sebagai Ibu Kelinci saya harus melompat lompat dari satu tempat ke tempat lain dengan gerak berkecepatan mikrodetik. Dan jam dinding yang besar ada di setiap tempat strategis di rumah dan setiap pergerakannya akan bersaing dengan helaan nafas saya. "Aduh, berputarnya cepet banget, ya. Mana yang ini belum selesai, yang itu belum beres, dan oh lupa belum yang itu juga ....."
Belum lagi ditingkahi rengekan banyaknya anak Ibu Kelinci. Pas banget dengan lagu artis jaman ayahku dulu, Gang Kelinci, dan pas banget jadi Rumah Kelinci.
Setiap pagi Rumah Kelinci itu selalu diwarnai kehebohan, apalagi sang Ibu Kelinci pun harus berkejaran dengan jarum jam kalau tidak mau terlambat bis langganan ke tempat kerja. Anak-anak yang dengan mood naik turun seakan bisa menghentikan detak jam. "Aku maunya mewarnai dulu, ibu" Oh, my God kan mewarnai bisa kapan aja? atau kegiatan membaca yang tak habis-habis, (padahal beberapa orang tua mati-matian ingin anaknya suka membaca) tapi kalau membaca terus menerus sampai lupa waktu mandi dan sekolah?
"Oh, I'm Late....." sekali lagi Ibu Kelinci harus menahan nafas.
Dimana Bapak Kelinci?
Di suatu pagi satu orang anak berkata pada ibunya. " Ibu, aku sukaaaa sekali jadi bapak."
Oh, I'm wondering. Bagaimana dia seorang anak laki-laki yang membuat sosok seorang bapak sebagai model nya, bukankah itu sangat diharapkan?
"Kenapa kamu suka menjadi bapak?" tanya saya menyelidik sekaligus berharap ia akan memilih beberapa jawaban berikut :
- aku suka jadi bapak karena aku akan jadi pemimpin keluarga
- aku suka jadi bapak karena aku bisa bertanggung jawab
- aku suka jadi bapak karena pahalanya banyak
dan inilah jawaban si anak
"Karena kalau aku jadi bapak aku bisa main komputeran pagi-pagi ..."
mungkin perlu ditambahi lagi: karena aku bisa baca koran sambil minum kopi pagi-pagi sementara ibu harus menjadi seorang Ibu Kelinci.
Saya tertawa dan melemparkan pada ayahnya. "Bapak dengar apa yang dibilang adik tadi? So you must change !"
Meskipun akhirnya saya harus menjelaskan bahwa yang dilakukan ayahnya bukan main-main tetapi ada hubungannya dengan pekerjaan si ayah, namun bukankah anak belum dapat membedakan mana pekerjaan dan mana yang main-main?
Bagaimana dengan Ibu Kelinci dan Bapak Kelinci yang lain?

2 comments:

  1. ibuk lihat dimana :
    -di youtube
    -ibuk mikir sendiri
    YG mana

    ReplyDelete
  2. ibuk lihat dimana :
    -di youtube
    -ibuk mikir sendiri
    YG mana

    ReplyDelete

LOGO IDI

LOGO IDI

LOGO PEMDA GRESIK

LOGO PEMDA GRESIK